Apa Ini? Kopi ku tinggal setengah cangkir. Saat mata masih tak mampu untuk dipejam. Saat jam dinding berdetak membisikan nada pukul 9 pagi waktu kamarku. Masih belum tidur, masih belum bisa untuk tidur. Banyak hal yang bergelombang dalam pikiran. Mengombang ambingkan khayalan, lamunan, kinerja otak. Ah.. sepertinya aku harus membuat kopi baru dalam cangkir yang lama. Beberapa tahun sudah cangkir ini di sini. Mengantar ku dalam aplikasi word yang sedang ku gunakan sekarang.
Mungkin tidak untuk anak manusia yang memberikan cangkir ini.. haha.. kenangan lama. Dia yang pernah ada di sini, menamparku melalui bayangnya. Lupakan saja.. toh juga kenangan lama. Kemudian aku memikirkan tentang kelangsungan aliran darah yang mengalir dalam tubuh kurus ini. Besok masih mengalir atau tidak, aku tidak tau. Cuma mampu bersukur kalau besok jantung ini masih memiliki detak. Beberapa langkah kaki terdengar samar-samar dari dalam kamar ku yang pengap. Penuh gemulan asap rokok. Ku bakar saja lagi sebatang, walau sudah terasa nyeri di tenggorokan. |
Aku berharap ada yang mengetuk pintu kamar ku di balik langkah kaki itu. Seperti setahun lalu. Pagi-pagi ia sudah datang. Wanginya yang khas membangunkan ku. Membawakan angin kemesraan.
Air ku baru saja matang. Lagu-lagu rock ‘n roll masih setia bergema memenuhi kamar nomor 16 yang ku tempati sejak setahun lalu. Kamar kos ku tidak terlalu besar. Tapi cukup ditempati oleh 2 pasang anak manusia, harapku. Otakku terus berputar. Memikirkan kata apa selanjutnya yang akan ku tuangkan. Beberapa karya terlahir dalam beberapa jam sebelum ini. Mulai dari posting thread di forum, kurikulum vite, karikatur, posting di blog, ah.. akses internet hampir memudahkan sebagian hidupku. Uapan pertama keluar dari mulutku. Bau kopi, bau rokok, bercampur dalam satu kali uapan. Tersadar aku dari ringtone aplikasi chating. Salah satu mantan pacar menyapa. Menanyakan kabar, dan sedang apa. Ku jawab saja sedang begadang.. begadang sampai sore.. Perawakannya manis, islami, menenangkan. Ia mengisi beberapa bagian lain dari nafasku. Ia sempat lengkapi beberapa potong kisah yang akan dilukis. Tapi usai begitu saja. Sekarang ia sudah milik lelaki lain. Ikhlaskan saja.. “To be continue” |