Kisah Kasih Negara & Rakyat
Adanya negara karena ada rakyat. Negara tidak mungkin berdiri jika tidak ada rakyat. Berarti negara harus berani dan mau melayani rakyatnya sebagai balas budi atau imbalan. Jika rakyat sakit negara harus bangun rumah sakit, itu sudah ada. Jika rakyat bodoh, negara harus bangun sekolah, itu juga sudah ada. Dan seandainya rakyat butuh hiburan, negara harus bangun tempat hiburan. Nah sekarang kalau rakyat lapar, ou....negara sudah sediakan tempat atau warung-warung makan. Ada satu yang hampir terlupakan, misalnya rakyat tak punya uang untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan, apakah negara akan bangun bank untuk dan milik rakyat yang tidak memiliki banyak uang?
Kalau kita kembali pada obrolan kita di awal tadi, bahwasanya negara harus berani dan mau melayani rakyatnya sebagai balas budi karena jika tak ada rakyat maka tidak mungkin negara berdiri, berarti untuk yang satu ini juga negara harus berani dan mau untuk membangun atau mendirikan bank untuk dan menjadi milik rakyat, bukan bank rakyat. Jangan-jangan hanya namanya saja bank rakyat tapi bukan untuk dan milik rakyat. Karena seperti yang kita lihat bersama dalam kenyataan yang terjadi saat ini, bank yang bernama bank rakyat ternyata bukan rakyat yang menggunakannya, melainkan orang-orang yang memiliki kuasa.
Namun sekarang yang terjadi, rakyat harus tabung pada bank mereka sendiri dan membayar fasilitas yang seharusnya disediakan secara gratis untuk mereka yang dilayani. Iya, kalau misalnya bicara fasilitas, seharusnya dan semestinya gratis karena itu realitanya di mana-mana yang namanya fasilitas gratis. Dan kalau bicara pelayanan, wajib hukumnya seorang pelayan melayani tuannya. Namun mengapa yang terjadi dalam dunia nyata seperti ini. Seakan semuanya terbalik...... Kalau kita sedikit pragmatis, ok-lah kita mengamini semuanya. Dengan artian bahwa kita harus berani melihat keadaan yang sekarang yakni rakyat bekerja kemudian hasil kerjanya itu ditabung pada bank mereka sendiri dan sebagiannya lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat itu. Namun ini benar-benar kacau...................ini omong kosong..................Tapi tak apalah, kita sudah sepakat kalau kita mengamini keadaan yang sudah ada. Ok, itu mengenai bank rakyat. Nah sekarang bagaimana kalau ada rakyat yang bodoh? Apakah rakyat bisa mendapatkan pendidikan gratis? Dalam realita yang ada itu tidak mungkin. Karena untuk jaman sekarang, gak ada yang gratis bos...., pipis aja bayar... Kalau itu yang terjadi lagi-lagi fasilitas yang tadinya free untuk rakyat menjadi mustahil. Ya rakyat harus bayar pendidikan untuk mereka, untuk kebutuhan mereka, untuk kepintaran mereka, untuk negara, untuk memenuhi tujuan negara yang tersurat dalam alinea keempat pembukaan undang-undang dasar 1945, "mencerdaskan kehidupan bangsa", juga dalam batang tubuhnya dalam pasal 31 ayat1 :"setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan", ayat2 :"setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib untuk membiayainya". Tapi jika rakyat ingin belajar tapi tak memilik banyak uang, tetap akan menjadi bodoh, dan lagi-lagi ini omong kosong negara yang dibuat atas nama rakyat dan untuk rakyat. Omong-omong soal banyak uang, otomatis rakyat yang menginginkannya harus bekerja. Nah persoalan baru. Sekarang rakyat sudah bekerja, sudah memiliki tempat usaha sendiri, ya walaupun sebagian ada yang masih numpang, atau juga ada sebagian yang memilih jalanan sebagai tempat usaha mereka sendiri, yang sering disebut pedagang kaki lima. Untuk yang satu ini sudah terjawab, semua rakyat sudah bekerja dan mandiri istilahnya dan bisa tabung pada bank yang seharusnya bank untuk dan milik mereka dan juga bisa merasakan pendidikan yang telah disediakan. Tapi ingat masalah pendidikan tidak sampai disini, masih panjang jika ingin bicara mengenai pendidikan. Kembali kepermasalah yang tadi, semua rakyat sudah |
bekerja, ada yang milik mereka sendiri dan ada yang numpang orang lain. Sebagian dari mereka yang memiliki tempat usaha sendiri memilih jalanan untuk dijadikan tempat usaha mereka. Namun hal ini tidak disenangi oleh negara, oleh karena itu negara memerintahkan petugas keamanan yang tidak punya hati untuk menggusur tempat kerja rakyat.
Negara lagi-lagi menimbulkan permasalahan baru. Rakyat yang tadinya sudah nyaman dan aman serta makmur memiliki tempat kerja atau tempat usaha mereka sendiri, kini digusur oleh negara. Petugas keamanan atau satuan polisi pamong praja yang tidak memiliki hati dan negara yang tidak punya hati, cocok dah.....Sebenarnya, hal ini tidak sesuai dengan dasar negara kita pancasila dalam sila ke5 yang berbunyi :"keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia". Dan......, lagi dan lagi, ini omong kosong negara yang mencoba membodoh-bodohi rakyatnya. Yah itulah rakyat, hanya bisa berharap agar semua ini berakhir. Mungkin sampai sekarang, harapan tetaplah harapan dan akan tetap ada karena masih ada cinta dari rakyat untuk negara, tidak sebaliknya. Atau mungkin bukan cinta, tapi takut. Ya, rasa takut yang menghantui rakyat. Rasa takut terhadap kuasa yang dimiliki birokrasi busuk dan penegak hukum yang katanya memiliki tugas untuk membela rakyat. Namun sampai kapan negara akan terus membohongi rakyat, sampai kapan rakyat terus menunggu untuk dicintai, sampai kapan negara akan terus selingkuh dengan uang rakyat, sampai kapan wakil rakyat akan terus duduk santai dalam gedung kantor dewan perwakilan rakyat yang megah namun banyak tikus-tikus, sampai kapan rakyat akan ikut ambil bagian dalam majelis permusyawaratan rakyat, karena yang duduk di dalamnya tidak mengerti permasalahan yang di alami rakyat, dan...... sampai kapan bapak pemimpin negara asyik mengurusi negara orang lain sedang urus negaranya saja tidak becus??????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Semua ini omong kosong...........persetan dengan semua tipu daya ini. Semua orang yang ada dalam negara ini seolah pura-pura tidak tahu menau mengenai masalah yang tengah terjadi. Seolah mereka pura buta, padahal mereka mampu untuk melihat. Seolah mereka pura tuli, sedang ledakan bom yang terjadi tepat di depan batang hidung mereka. Kini apa yang harus diperbuat, sedangkan mereka yang berduit memiliki kuasa penuh atas hidup mati rakyat. Apakah harus duduk diam dan menunggu datangnya hujan nasi yang disebarkan oleh mereka para penjilat lumut gedung istana negara?? TIDAK...................ini tidak boleh terjadi. Rakyat bukan robot yang hanya bergerak apabila ada perintah(emang rakyat militer.....????) Rakyat ya rakyat, rakyat juga manusia, rakyat juga punya emosi, yang bisa marah bila dianiaya. Rakyat juga punya rasa, yang jika ditindih akan merintih. Rakyat tidak beda dengan mereka para pemerintah, rakyat juga tidak beda dengan kau yang kini menjadi pemimpin negara. Apalah arti negara, terutama presiden jika tanpa rakyat......sudahlah akhiri semua ini, sudah terlalu lama rakyat merintih, sudah terlalu lama luka mereka tak terobati, buatlah mereka tersenyum walau hanya sedetik..... |